Judul : Teologi dalam Perspektif Global (Sebuah Pengantar)
Pengarang : Stephen B. Bevans
Penerjemah : Yosep Maria Florisan
Penerbit : Ledalero, Seminari Tinggi Ladalero Maumere NTT Flores, 2013.
Teologi
adalah sebuah pengetahuan mengenai Allah, namun Allah pada dasarnya tidak dapat
benar-benar dijangkau oleh pengetahuan dan rasio manusia , sebab Allah adalah
misteri. Keterbatasan manusia dalam memiliki pengetahuan tentang Allah itu yang
melatarbelakangi timbulnya teologi negative/apofatik
dan bahasa analogi dalam upaya mengungkapkan siapa sesungguhnya Allah. Semua
pengetahuan yang dimiliki itu semata-mata merupakan anugerah dan rahmat dari
Allah. Allah hanya dapat dikenal sebagai subjek bukan objek, oleh karena itu
pengetahuan yang dimiliki manusia tentang Allah hanya bisa didapatkan dari
tanggapan bebas manusia terhadap Allah yang menyingkapkan diri untuk membangun
relasi dan persahabatan dengan Allah sendiri (pewahyuan). Pewahyuan Allah
terhadap manusia ditemukan umumnya pada tiga tempat, diantaranya Pengalaman (Allah
terasa hadir dalam dalam setiap pasang naik dan surut kehidupan manusia);
Alkitab (firman Tuhan mengungkapkan misteri mengenai Allah dalam kata-kata,
kisah-kisah, serta tokoh-tokoh yang sederhana); Tradisi Kristen (ajaran Kristen
yang diwariskan baik masa kini maupun lampau dijadikan sebagai pedoman untuk
diterapkan saat ini. Sehingga manusia dapat mengalaminya kembali yaitu
pengalaman Kristen mengenai misteri). Wahyu yang diberikan oleh Allah selain
menimbulkan relasi dengan Allah, juga menimbulkan pengetahuan manusia tentang
Allah. Pengetahuan ini hanya bisa didapat jika manusia mampu
menyelaraskan hati dan pikirannya.Wahyu pada dasarnya tak pernah bisa lepas
dari konteks, sebab wahyu hanya bisa diterima
jika mampu menyesuaikan dengan
konteks yang ada, namun bukan berarti hal ini akan mengurangi pemahaman iman yang asli melainkan memperkaya
pemahaman segala sesuatu mengenai wahyu
dari segala konteks.
Teologi
dimulai dari pewahyuan Allah kemudian
direspons dalam iman sebagai bentuk penerimaan. Tindakan iman dibagi menjadi
tiga segi berdasarkan sifatnya yakni: Afektif (mempercayakan diri dan berserah
penuh, lalu ketika timbul keraguan tetap mempertanyakannya karena peduli
terhadap apa yang dipercayai namun dengan berani tetap berjalan ditengah
ketidakpastian); Perilaku (tindakan yang seturut dengan teladan Allah dan dilakukan secara terus menerus hari
lepas hari); Intelektual (dipercayai dan
dimengerti, manusia terus mencari pemahaman namun tetap dalam kerendahan hati
jadi bukan hanya sekedar percaya). Manusia harus mampu menjaga kesatuan antara
iman dan pemahaman dengan menghindari penekanan pada iman atau fideisme
dan penekanan pada pemahaman atau rasionalisme, sebab iman menimbulkan pemahaman (beriman untuk
memahami/credo ut intelligam) begitu
pula dengan pemahaman yang membuat seseorang makin beriman (memahami untuk beriman/intelligo ut credam).
Pewahyuan
didapat ketika manusia berupaya memahami imannya, dalam upaya pencarian itu
diperlukan tidak hanya orang yang profesional saja tapi juga jemaat. Berteologi
tidak dapat dilakukan hanya perindividu namun perlu sebuah komunitas, sebab dari komunitas
itulah terlahir pribadi yang memiliki jati diri dan iman jemaat dapat
berkembang. Proses perkembangan tersebut tidaklah menuntut penguasaan akan isi
doktrin-doktrin dan lain sebagainya melainkan perolehan sikap. Teologi juga
selalu berikhtiar mencari pemahaman yang cocok dengan budaya tertentu, dan
membawa perubahan bagi diri manusia itu sendiri dan juga bagi dunia. Tindakan
teologi diilhami serta mengarah pada pelayanan dan misi.
Hal ini terpelihara dalam spiritualitas yang menuntut sebuah pencarian yang
hasilnya menentukan segala-galanya. Teologi tidak terbatas oleh sekedar
diskursif logis tetapi lebih fleksibel
karena dapat menggunakan apapun sebagai sarana memahami iman.
Eksistensi
sebagai individu juga mengambil peranan penting dalam berteologi sebab perlu
adanya pemahaman dalam diri , bukan sekedar pengaruh dari orang lain.
Namun perlu diingat bahwa manusia pada
hakikatnya lahir sebagai individu tetapi hal ini tidak bisa dilepaskan dari
fakta bahwa individu membutuhkan kelompok, sebab seseorang merupakan hasil dari pembentukan atau produk
orang lain. Kristen sendiri menunjukan hakikatnya sebagai agama yang komunal ,
sebab faktanya untuk menjadi seorang Kristen diperlukan orang lain contohnya
dalam hal baptisan, ekaristi, dan lain sebagainya. Kristen juga memilki doktrin Trinitas yang menunjukan
Allah sebagai yang komunal (satu sama dengan tiga dan tiga sama dengan satu)
yang bersifat transenden sebab Allah
adalah misteri. Namun intinya adalah Allah
yang komunal bertujuan untuk menjalin sebuah relasi dengan manusia pada segala
masa (Allah masa penciptaan,Yesus, dan roh) dalam sebuah persekutuan universal yang membawa keselamatan – Allah yang
memanggil namun juga sekaligus dalam kedalaman dirinya sebagai Allah yang
menjalin relasi dan persekutuan. Kesadaran bahwa hakikat komunal pada manusia
membuat pemahaman yang mulanya yaitu Gereja yang bercorak struktural/hierarki
berubah menjadi komunitas yakni persekutuan orang-orang dengan Allah sebab
semua orang sama martabatnya didalam Tuhan. Perasaan kaum beriman muncul ketika
orang Kristen berkumpul dalam iman mencari pemahaman , disitu pula Allah
hadir dan membimbing mereka kepada
misteri lewat pewahyuan yang menuntun mereka kepada iman dan pemahaman yang lebih
dalam. Persekutuan dalam jemaat juga membawa orang kepada pemahaman bersama
dalam cara yang lebih baru. Proses berteologi dalam persekutuan jemaat
tersebut haruslah melalui sikap terbuka
kepada Allah dan firmanNya lalu kepada
orang lain dalam kelompok guna saling menantang (berani mengeluarkan pendapat,
menentang, dan menerima pendapat orang lain) dan berubah. Jadi setiap pendapat
haruslah dikeluarkan dalam kelompok sehingga dapat dicari solusinya lewat refleksi bersama sesuai konteks kehidupan
masing-masing dan sampai pada sesuatu pemahaman yang baru dan indah. Hal ini
juga berlaku bagi teolog akademik/professional yang dapat juga menimba dari
Jemaat dan orang Kristen lainnya dan terlibat dalam refleksi bersama dengan
tetap mengingat bahwa teologi bukan untuk dikuasai melainkan dijadikan sebagai
sebuah kegiatan yang ditekuni dalam upaya mencapai pemahaman.
Hakikat
komunal teologi sebagai sumber dan parameter,
nyata dalam bentuk tradisi yang dimana pemahaman yang ada saat ini ditopang
oleh kearifan di masa lampau. Tradisi tersebut oleh teolog masa kini dengan hati-hati
tetap dilestarikan dengan penuh tanggung jawab kepadanya. Dalam hal ini jati
diri Kristen tetap dipertahankan dalam tradisi kekristenan sehingga iman yang
dimiliki saat ini adalah selalu sama dengan orang Kristen di segala masa.
Tradisi kekristenan dalam Gereja diteruskan
dengan tuntunan roh dalam bentuk objektif seperti symbol, informasi, dan
ungkapan oleh para leluhur yang bertujuan membawa pemahaman yang lebih dalam
dan utuh contohnya terdapat dalam: Alkitab, karya Bapa dan Ibu Gereja, pujangga
Gereja, liturgi, dan teks-teks magisterium (ajaran-ajaran, dokumen, dan teks
lainnya yang ditulis para pimpinan Gereja). Tradisi yang diterima saat kini
haruslah dijadikan sebagai patokan/parameter untuk memperdalam pemahaman dan
meneruskannya kepada orang lain. Penerusan tradisi sebagai warisan iman dari
Gereja dapatlah berubah dari waktu ke waktu. Sama halnya seperti kita yang
selalu berkembang begitu pula dengan tradisi seberapapun sering ia berkembang ia
tetaplah senantiasa hal yang sama. Tradisi tidak ada yang benar-benar murni
sebab bersifat majemuk seiring dengan perkembangannya yang membuatnya menjadi
rentan terhadap kesalahan doktrinal dan isu-isu yang akhirnya mendorong para
teolog untuk memperbaikinya dengan menguji ulang, penafsiran baru dan melahirkan pemikiran-pemikiran kritis. Bertanggung
jawab kepada tradisi sebagai orang Kristen berarti setia pada iman dan kearifan
yang diberi oleh leluhur. Kesetiaan itu bukan berarti tidak boleh meninggalkan
tradisi tersebut tapi membuktikan kesetiaan tersebut dengan penafsiran baru dan
kreatif yang tidak hanya meniru leluhur namun menghasilkan sesuatu yang mampu
mengunggulinya. Walaupun begitu perlu diingat bahwa dengan kearifan masa lalu
dalam tradisi manusia menjadi dapat lebih terbantu dalam mengatasi persoalan
dan melihat problema lebih tajam dalam masa kini. Jadi intinya adalah sebagai seorang teolog diperlukan sikap
ketergantungan dan kemandirian terhadap tradisi sehingga tradisi tidak hanya
dilestarikan dengan penuh tanggung jawab tapi juga dapat dibaharui pada
waktuyang sama.
Hakikat
komunal sebelumya telah dibahas mengenai perananannya dalam teologi dan peran
individu-individu yang ada didalamnya. Peranan
menyangkut tugas dan wewenang dalam pelayanan di gereja khususnya bagian
pengajaran inilah yang dikenal dalam istilah Magisterium. Dalam pelaksanaanya memang tugas pengajaran ini pada dasarnya ditujukan kepada setiap orang
Kristen namun hal ini sedikit lebih menitik beratkan pada orang-orang yang
terpanggil secara khusus dan telah
ditahbiskan untuk melakukan hal ini. Magisterium
bertugas dalam hal pengajaran, terkhususnya untuk mengamati dan meluruskan kesalahpahaman dalam ajaran
/doktrin dan menyesuaikan amanat dalam injil sesuai dengan konteks masa kini. Doktrin bukanlah semata-mata sesuatu yang
ilmiah atau bisa diuji keabsahannya (misalnya Yesus bangkit dari antara orang
mati, tidak bisa dibuktikan saat kini kebenarannya) namun merupakan kebenaran
yang menyelamatkan sehingga tidak dapat juga dipandang sebagai sesuatu yang
dibatasi pada makna/ungkapan simbolik saja. Doktrin kemudian ada beberapa yang
diadopsi oleh para Magisterium lalu ditetapkan
secara resmi dan diajarkan sebagai kebenaran mutlak tanpa salah atau disebut
dogma . Kebenaran mutlak tersebut harus diterima dalam rangka mengakui bahwa
kita meyakini apa yang hendak dinyatakan dalam dogma tersebut walaupun
terkadang hal itu melampaui pemahaman kita artinya dogma menuntut persetujuan iman. Keberadaan Magisterium selalu berdampingan dengan
teolog akademik dan awam yang secara
fungsi, hasil karya, maupun cara pandang berbeda sehingga tidak ada yang boleh
merasa lebih tinggi satu daripada yang lainnya dan harus saling melengkapi.
Karena kehidupan berdampingan ini maka seringkali ada beda pendapat atau
ketidaksetujuan. Satu-satunya jalan untuk mengatasinya adalah dengan saling
menghargai bukan saling
menjatuhkan, ikhtiar saling memahami dan
menerima.
Hal-hal
menarik
1. Adanya
pembedaan antara magisterium dengan teolog . Dalam hal ini Bevans menggunakan
sudut pandang katolik untuk menjelaskannya, ia menggambarkan magisterium
sebagai orang yang dipanggil secara khusus untuk mengajar yang hanya memiliki
wibawa dalam berbicara mengenai Alkitab seperti pelayan gereja dan gembala
jemaat contohnya adalah uskup. Teolog digambarkan sebagai cendekiawan atau
sarjan yang memiliki pemahaman secara khusus atau akademis
mengenai Alkitab .
Hal menarik yang saya sempat pikirkan
adalah ketika ingin mencoba memasukan pemahaman akan arti magisterium kedalam
konteks Kristen protestan, menurut pandangan saya pribadi dalam Protestant
terdapat sedikit perbedaan, yaitu mungkin magisterium mengambil tugas rangkap
juga sebagai Teolog jadi tidak hanya sekedar memiliki wibawa saja melainkan
mempunyai pemahaman khusus atau akademis mengenai Alkitab.
2. Alkitab
menjadi bagian dari tradisi Kristen, sebab menjadi sebuah warisan yang diturunkan turun temurun mengenai pengalaman
iman bangsa Israel yang membantu orang memiliki iman yang membawa pemahaman dan
pemahaman yang membuat seseorang makin beriman.
3. Iman masih menyisakan ruang untuk keraguan
jadi tidak hanya sekedar percaya namun tetap
mempertanyakannya karena peduli terhadap apa yang dipercayai namun dengan
berani tetap berjalan ditengah ketidakpastian
Pertanyaan
1. Mengapa
Bevans dalam penulisan bukunya
mengadopsi perspektif global/ pandangan dari berbagai teolog untuk memaparkan
pandangan teologisnya?
-
Yang melatar belakangi adalah kenyataan
bahwa ia tidak bisa lepas dari pandangan orang lain yang beragam dalam
memaparkan teologinya, karena
pada dasarnya tidak ada teologi yang individual, ia memasukan banyak pandangan
para teolog dengan ikhtiar memuat pemahaman
dan menyampaikan makna yang cocok dengan
berbagai paham dan budaya
2. Mengapa ketegangan bisa muncul antara magisterium dengan teolog
dan bagaimana menyikapinya?
-
Ketegangan
tersebut timbul bukan karena penolakan namun beda pendapat atau kurang setuju,
sehingga selama hal itu mengandung ikhtiar jujur , pertimbangan yang matang,
dan motivasi yang benar hal itu bisa diterima. Karena keduanya bersifat saling
melengkapi dan hanya dengan keberadaan
mereka berdua saja gereja/komunitas dapat benar-benar bisa bergerak maka
satu-satunya jalan untuk mengatasi ketegangan adalah saling menghargai pendapat
satu sama lain
3. Mengapa
tradisi sebagai warisan senantiasa berubah seiring perkembangan zaman?
-
Sebab tradisi sebagai warisan artinya tidak
hanya mempertahankan aneka rumusan yang telah diberikan nenek moyang saja melainkan mengembangkannya
dalam artian kita tidak menyamakannya seperti benda yang diwariskan dan takkan
pernah berubah tetapi menyamakan tradisi gereja seperti sesuatu yang hidup seperti manusia yang selalu berubah namun senantiasa tetap
sama.
Penulis: Eirens Josua Matahine
Note: postingan ini dibuat dalam rangka mengamankan file pribadi berupa tugas kuliah penulis, jika ingin mengcopy paste atau share mohon digunakan dengan bijak, dan jangan lupa sertakan sumber.
2 Comments
If you're trying hard to lose fat then you certainly need to try this totally brand new tailor-made keto diet.
BalasHapusTo produce this service, certified nutritionists, fitness trainers, and cooks joined together to produce keto meal plans that are efficient, painless, economically-efficient, and enjoyable.
Since their launch in early 2019, thousands of clients have already remodeled their figure and health with the benefits a certified keto diet can give.
Speaking of benefits: in this link, you'll discover eight scientifically-confirmed ones offered by the keto diet.
Slots at WinStar World Casino & Hotel - Dr. Maryland
BalasHapusFind out the amazing history, power, 나주 출장샵 excitement, and thrills of slots 전라북도 출장안마 at WinStar World 여주 출장샵 Casino & Hotel. 속초 출장샵 All you have to do is jump into our 영주 출장안마 world class gaming